Mengenal Kurs Tengah Bank Indonesia
Mengenal Kurs Tengah Bank Indonesia
Kurs Bank Indonesia
Istilah dari Kurs Bank Indonesia
tentu sudah banyak didengar oleh Anda yang ada di Negara ini. Namun, masih
banyak orang yang belum sepenuhnya memahami apa arti dari istilah tersebut.
Mulai dari kata “Kurs” sendiri,
banyak ahli yang mengungkapkan beberapa pengertiannya, di antaranya :
- Paul R. Krugman dan Maurice, kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya.
- Nopirin, kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda yang akan menghasilkan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.
- Salvator, kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Singkatnya, dari ketiga pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa kurs merupakan nilai mata uang suatu
negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara lain.
Indonesia, memiliki aturan khusus
yang berlaku. Istilahnya dikenal sebagai “Kurs Bank Indonesia”. Kurs inilah
yang diciptakan dan dimiliki, bahkan diberlakukan oleh Bank Indonesia sebagai
acuan di seluruh Indonesia. Bank Indonesia memiliki
tiga macam kurs yang berlaku, yakni kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Kurs Jual
Kurs jenis yang pertama ini
merupakan kurs yang dipakai apabila bank menjual suatu mata uang asing. Dengan
kata lain, bank berposisi sebagai penjual dan Anda sebagai pembeli dalam siklus
kurs jual ini.
Kurs Beli
Selanjutnya, kurs jenis kedua ini
merupakan lawan atau kebalikan dari kurs jual. Maksudnya, kurs yang dipakai
apabila Anda menjual suatu mata uang asing sehingga bank berposisi sebagai
pembeli.
Namun, meskipun terkesan seperti transaksi
jual-beli, bukan berarti Anda bebas menentukan nilai atau harga dari mata uang
asing yang Anda jual. Pihak bank yang memiliki wewenang untuk menentukan harga
suatu mata uang asing, baik saat menjual maupun membeli.
Kurs Tengah
Jenis kurs yang terakhir ini adalah
Kurs Tengah. Kurs ini merupakan kurs yang berada di antara kurs jual dan kurs
beli dalam bank indonesia. Dengan kata lain, kurs ini merupakan hasil
penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi menjadi dua.
Kurs Tengah Bank Indonesia dan Pelaporan Pajak
Dari macam kurs sebelumnya, mungkin
banyak di antara Anda yang masih belum memahami betul apa itu Kurs Tengah.
Di Indonesia sendiri, terdapat
istilah khusus yang digunakan yakni Kurs tengah Bank Indonesia atau biasa juga dikenal
sebagai Kurs Tengah BI sebagai patokan bank yang ada di indonesia. Biasanya, kurs ini lebih sering
dijumpai di sejumlah perusahaan yang di miliki oleh asing yang beroperasi di
Negara Indonesia.
Kurs ini merupakan kurs yang
digunakan dalam mencatat dan menghitung nilai konversi mata uang asing dalam suatu
laporan keuangan di perusahaan untuk kemudian akan di teruskan dalam pelaporan pajak.
Itulah mengapa kurs ini memiliki hubungan yang erat dengan perpajakan.
Cara Perhitungan Kurs Tengah Bank Indonesia
Perusahaan asing di Indonesia diharuskan
menggunakan kurs mata uang Rupiah secara konsisten dalam penyajian laporan
keuangannya. Biasanya, kurs tengah yang paling banyak digunakan saat proses
pembukuan berlangsung.
Pada akhir periode ketika terdapat perbedaan
antara nilai dengan awal periode, selisih laba atau rugi) yang muncul dapat
disajikan di dalam Other Comprehensive Income atau disingkat
OCI. Dalam jurnal yang keduanya didefinisikan dengan akun “Cash in Bank”.
Cara menentukan kurs tengah yang di lakukan BI
sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan membagi dua hasil tambah kurs jual dan
kurs beli dari mata uang asing yang bersangkutan dalam satu periode yang sama
saat itu.
Untuk mengetahui lebih detail dari laporan
krus ini, berikut adalah contoh perhitungan kurs tengah BI dalam pembuatan laporan keuangannya :
Diketahui saldo awal akun kas dan
bank dalam mata uang Dolar sebesar US$3.090 atau setara Rp43.260.000 dengan
nilai per US$ adalah Rp14.000.
Pada akhir tahun buku perusahaan A,
nilai per US$ adalah Rp15.500 dengan asumsi saldo kas dan bank sama dengan
saldo awal yakni US$3.090.
Maka, nilai US$3.090 yang semula
Rp43.260.000 berubah menjadi Rp47.895.000. Dengan kata lain, terdapat selisih
kurs sebesar Rp4.635.000.
Pencatatan yang dituliskan ialah :
- Saldo awal kas dan bank: Rp43.260.000 (US$1 = Rp14.000)
- Saldo akhir kas dan bank: Rp47.895.000 (US$1 = Rp15.500)
- Selisih kurs: Rp47.895.000 – Rp43.260.000 = Rp4.635.000 (minus)
Artinya, kas dan bank pada laporan
neraca akan mengalami penurunan yang diakibatkan konversi nilai kurs Dolar ke
mata uang Rupiah sebesar Rp4.635.000 sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Selisih kurs tersebut akan
mempengaruhi penurunan laba bersih perusahaan A pada laporan keuangannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Kurs
Kurs memiliki peranan penting dalam lajur
perekonomian suatu negara. Secara keseluruhan, kurs sendiri memiliki
faktor-faktor tertentu yang dalam mempengaruhi nilainya.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
Kontrol Pemerintah
Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah
memiliki hak untuk mengintervensi dalam sektor perekonomian.
Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan
sektor ekonomi baik mikro maupun makro, termasuk adalah menjaga keseimbangan
atau kestabilan nilai tukar Rupiah
dengan mata uang negara lain.
Inflasi dan Deflasi
Kondisi inflasi juga deflasi menjadi faktor penting
yang mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara.
Inflasi akan membuat nilai tukar mata uang
suatu negara menurun. Sedangkan deflasi akan membuat nilai tukar mata uang
suatu negara naik.
Suku Bunga
Perbedaan suku bunga di setiap negara juga
dapat mempengaruhi terhadap kurs. Jika tingkat suku bunga di suatu negara
mengalami perubahan, maka akan mempengaruhi arus modal internasional. Jika suku bunga mengalami kenaikan, modal
asing yang masuk pun akan meningkat. Begitu pula sebaliknya.
Suku bunga ini akan mempengaruhi pasar valuta
asing dan juga pasar uang. Saat melakukan transaksi, bank akan mempertimbangkan
perbedaan suku bunga di pasar modal nasional maupun internasional berdasarkan
laba yang diperoleh.
Neraca Pembayaran
Aktivitas neraca pembayaran, khususnya yang
aktif, dapat meningkatkan nilai mata uang nasional. Dampak dari neraca ini diukur
terhadap nilai tukar uang yang sudah ditentukan oleh tingkat keterbukaan
ekonomi.
Pendapatan Relatif
Laju pertumbuhan pendapatan dalam negeri
biasanya dapat melemahkan kurs mata uang asing. Jika pendapatan riil dalam negeri meningkat,
maka permintaan terhadap mata uang asing akan meningkat jika dibandingkan
suplai ketersediaan.
Ekspektasi
Ekspektasi dari nilai mata uang di masa depan
akan berpengaruh terhadap nilai tukar valuta asing.
Pasar valuta asing akan bereaksi cepat
terhadap informasi yang berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang di masa yang
akan datang.
Pelajari Lebih Jauh Mengenai Kurs Tengah Bank Indonesia
Ingat ya, kurs tengah merupakan salah satu
hal yang harus dipelajari karena perannya yang berkaitan erat dengan pajak. Sebagai wajib pajak,
khususnya wajib pajak badan usaha, sudah seharusnya Anda untuk selalu
memperhatikan kurs BI yang berlaku. Lakukan pembukuan secara benar agar pelaporan
pajak dapat berjalan dengan lancar dan tetap patuhi aturan pajak yang berlaku.
Sumber :
- Adlin Maulavan. 10 September 2018. Memahami Kurs Tengah Bank Indonesia, Apa dan Bagaimana?. Klikpajak.id – https://goo.gl/d4Ss5k
- Nilda Tartilla. 20 Juni 2013. Pengertian Kurs dan Macam-macam Kurs. https://goo.gl/s9tt1F
- https://www.finansialku.com/kurs-bank-indonesia
0 Response to "Mengenal Kurs Tengah Bank Indonesia"
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda, asal jangan nyepam disini loh yah!