VIRAL, Stop Body Shaming Pada Orang Lain, Khususnya Pada Wanita Di Media Sosial, Karena Kamu Bisa Dipenjara
VIRAL, Stop Body Shaming Pada Orang Lain, Khususnya Pada Wanita Di Media Sosial, Karena Kamu Bisa Dipenjara
Gedebogpisang.com - Perilaku body shaming
atau mengomentari/mengejek fisik orang lain bisa berdampak laten pada diri
seseorang. Wanita, umumnya lebih rentan jadi korban body shaming. Studi Fit
Rated terhadap 1.000 pria dan wanita mengungkapkan bahwa 92,7 persen wanita
pernah diolok-olok karena penampilannya. Sementara pria 86,5 persen. Survei Body Peace Resolution yang digelar Yahoo! Health juga menunjukkan bahwa
wanita yang lebih banyak mendapat perlakuan body shaming ketimbang pria. Survei
terhadap 2.000 orang berusia 13 - 64 tahun menemukan bahwa 94 persen remaja
perempuan pernah mengalami body shaming, sementara remaja laki-laki hanya 64
persen.
Baca juga : BUKAN HOAX, Siapapun PRESIDENYA YANG JADI 01 / 02 akan ramai
Ironisnya, perlakuan body shaming kerap sekali datang dari sesama wanita. Lebih
menyedihkannya lagi, body shaming justru lebih sering dilakukan oleh
orang-orang terdekat. Entah itu keluarga, kerabat, rekan sekantor ataupun
teman. Bagi sebagian orang, mengomentari bentuk tubuh mungkin hal yang sepele.
Misalnya saja, 'Kok kamu gendutan? Diet dong!', 'Sudah lama nggak ketemu jadi
kurusan. Kayak papan penggilesan', atau juga seperti, 'Ih, kamu punya double
chin! Makan terus sih kayak sapi.'
Perbuatan body shaming di media sosial bisa dijerat UU ITE
dan merupakan delik aduan. Pelakunya terancam penjara 4 tahun atau denda Rp 750
juta. Tapi banyak yang belum mengetahu bahwa body shaming bisa
berpengaruh pada kehidupan para korban yang merasa malu, dan membuat mereka
merasa buruk bahkan jijik dengan tubuhnya sendiri, sepanjang hidupnya.
Akibat paling parah dari body shaming terhadap para wanita adalah timbulnya
gangguan pola makan yang berbahaya seperti anoreksia dan bulimia dan hal ini
akan terjadi jika kita melakukan body shaming. Body shaming juga bisa memicu
orang menjalani diet dan olahraga ekstrem di luar batas kemampuan mereka.
Lebih parahnya juga, body shaming ini sangat berpotensi mengganggu kesehatan
mental seperti depresi dan kecemasan akut pada si wanita tersebut. Dalam sebuah
survey menunjukan bahwa 2 dari 5 wanita mengaku ingin operasi plastik demi
mengubah penampilan fisiknya secara permanen akibat dari terus menerus diolok –
olok oleh orang lain.
Begitu bahayanya dampak body shaming adalah pelaku yang berbuat pun bisa
dijerat Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Seperti yang
tealah dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro
Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan mengatakan bahwa korban body shaming bisa
melaporkan perbuatan body shaming ke kepolisian Republik Indonesia.
Seperti yang disebutkan bahwa pelaku penghinaan terhadap yang termasuk body shaming di media sosial dapat dijerat dengan pasal 27 ayat 3 (jo), pasal 45 ayat 3 (jo) UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang kini menjadi UU No 19 Tahun 2016. Ancaman hukumannya tidak main-main, bisa penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak Rp 750 juta.
Seperti yang disebutkan bahwa pelaku penghinaan terhadap yang termasuk body shaming di media sosial dapat dijerat dengan pasal 27 ayat 3 (jo), pasal 45 ayat 3 (jo) UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang kini menjadi UU No 19 Tahun 2016. Ancaman hukumannya tidak main-main, bisa penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak Rp 750 juta.
Baca juga :
Body shaming tidak hanya terbatas pada mengejek orang karena tubuh gemuknya. Tak
hanya orang orang yang berbadan gemuk saja tapi orang-orang bertubuh kurus juga
bisa jadi korban perilaku tak menyenangkan ini. Body shaming merupakan tindakan mempermalukan seseorang dengan membuat komentar
mengejek atau mengritik bentuk atau ukuran tubuh. Lantas, perbuatan seperti apa
yang bisa dikategorikan body shaming ini?
Ternyata banyak bentuk yang sangat tak terduga dari body shaming ini sendiri, yang mungkin secara tidak disadari telah menyinggung atau menyakiti perasaan korbannya atau perasaan orang yang di olok olok tersebut. Tidak hanya dengan cara frontal seperti mengejek bentuk tubuh atau mengomentari 'jelek' di media sosial.
Ternyata banyak bentuk yang sangat tak terduga dari body shaming ini sendiri, yang mungkin secara tidak disadari telah menyinggung atau menyakiti perasaan korbannya atau perasaan orang yang di olok olok tersebut. Tidak hanya dengan cara frontal seperti mengejek bentuk tubuh atau mengomentari 'jelek' di media sosial.
Ciri-ciri perbuatan body shaming yang perlu kamu ketahui :
1. Mengungkapkan Keprihatinan Terhadap Bentuk Tubuh Seseorang
Ungkapan seperti, "Punya badan jangan terlalu gemuk, nanti bisa kena
diabetes" atau "Coba diet supaya badan kamu lebih sehat dan nggak
gampang sakit," mungkin terkesan menunjukkan kepedulian atau perhatian.
Tapi sebenarnya itu masuk kategori body shaming secara tak langsung.
"Beranggapan bahwa seseorang yang kelebihan berat badan itu tidak sehat, dietnya asal-asalan atau malas adalah sebuah prasangka dan ketidakpekaan. Mungkin saja mereka mengalami gangguan kesehatan, dan sebenarnya sudah menjalani gaya hidup sehat. Tapi kan mereka tidak harus memberitahumu tentang itu. Kecuali mereka membahasnya lebih dulu, kamu harus berhenti tanya-tanya," ujar Darrell Freeman, pendiri brand pakaian plus-size CurveWOW, seperti dikutip dari Independent.
"Beranggapan bahwa seseorang yang kelebihan berat badan itu tidak sehat, dietnya asal-asalan atau malas adalah sebuah prasangka dan ketidakpekaan. Mungkin saja mereka mengalami gangguan kesehatan, dan sebenarnya sudah menjalani gaya hidup sehat. Tapi kan mereka tidak harus memberitahumu tentang itu. Kecuali mereka membahasnya lebih dulu, kamu harus berhenti tanya-tanya," ujar Darrell Freeman, pendiri brand pakaian plus-size CurveWOW, seperti dikutip dari Independent.
2. Ekspresi Kaget Ketika Ada Orang Gemuk Olahraga
Berakting terkejut ataupun bahkan memberi selamat ketika tahu orang yang
kelebihan berat badan berolahraga, tanpa disadari adalah merupakan sebuah
bentuk body shaming atau lebih spesifiknya, fat shaming. Orang gemuk atau kelebihan berat badan masih tetap bisa berolahraga dan
melakukan berbagai aktivitas intens. Maka sebaiknya jangan memberi selamat atau
berlaku kaget saat temanmu yang kelebihan berat badan memutuskan untuk olahraga
demi kesehatannya.
3. Memberi Saran Soal Pakai Baju
Menyarankan teman bagaimana dia harus berpakaian agar terlihat lebih langsing
atau nyaman beraktivitas bukannya membantu, tapi justru sebuah praktik body
shaming yang mungkin bisa membuat tersinggung. Kecuali dia sendiri yang meminta
saran berbusana dari kamu.
"Dengan begitu menyiratkan bahwa mereka tidak bisa memakai baju tertentu dan harus berbusana dengan cara-cara tertentu sesuai ukuran tubuh mereka. Boleh saja bersikap jujur dan membantu tapi jangan kamu yang memutuskan apa yang boleh dan tidak untuk dia pakai," tambah Darrell.
"Dengan begitu menyiratkan bahwa mereka tidak bisa memakai baju tertentu dan harus berbusana dengan cara-cara tertentu sesuai ukuran tubuh mereka. Boleh saja bersikap jujur dan membantu tapi jangan kamu yang memutuskan apa yang boleh dan tidak untuk dia pakai," tambah Darrell.
4. Menghakimi Cara Diet Seseorang
Apa yang orang ingin pakai, lakukan atau makan, adalah hak dan kebebasan
mereka, terlepas dari apakah itu baik atau tidak bagi mereka. Bukanlah tempat
bagi kamu untuk memutuskan apakah orang gemuk harus makan yoghurt atau es krim. "Bagaimana orang bisa merasa bahagia dan percaya diri jika mereka
terus-terusan ditekan untuk diet menurunkan berat badan?" kata Darrell.
5. Pujian yang Tidak Pada Tempatnya
"Wow, kamu cantik yang sekarang. Berat badanmu turun berapa kilo?" "Kamu nggak gemuk kok, kamu cantik." Sekilas dua kalimat di atas terkesan seperti memuji. Tapi komentar yang
tampaknya 'positif' itu justru bisa dianggap sebaliknya. Dengan mengatakan
'kamu nggak gemuk, kamu cantik,' menyiratkan bahwa bertubuh gemuk itu memang
sesuatu yang tidak baik. Artinya, 'seseorang tidak bisa bertubuh gemuk dan
dianggap cantik'. Padahal kasusnya tidak selalu seperti itu. Seseorang bisa
terlihat cantik maupun dia bertubuh gemuk di saat yang bersamaan.
6. Skinny Shaming
Body shaming tidak hanya terjadi pada orang yang gemuk saja, akan tetapi juga orang
yang kurus pun dapat terkena body shaming. Perlu diingat, mengomentari tubuh
orang dengan 'terlalu kurus', 'kurang gizi' atau 'banyak makan supaya sehat'
juga merupakan bentuk body shaming.
Sebelum berkomentar atau mengejek tubuh seseorang terlalu kurus atau ceking, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Sebagian orang memiliki metabolisme tubuh yang cepat sehingga sulit bagi mereka untuk naik berat badan. Ada pula yang memang suka berolahraga hampir setiap hari sehingga tubuh mereka selalu terlihat kurus, dan mungkin juga karena mengalami gangguan pola makan dan sedang menjalani perawatan intensif. Kamu tidak akan pernah tahu, dan tidak perlu tahu jika mereka memang tidak ingin membeberkannya.
Sebelum berkomentar atau mengejek tubuh seseorang terlalu kurus atau ceking, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Sebagian orang memiliki metabolisme tubuh yang cepat sehingga sulit bagi mereka untuk naik berat badan. Ada pula yang memang suka berolahraga hampir setiap hari sehingga tubuh mereka selalu terlihat kurus, dan mungkin juga karena mengalami gangguan pola makan dan sedang menjalani perawatan intensif. Kamu tidak akan pernah tahu, dan tidak perlu tahu jika mereka memang tidak ingin membeberkannya.
7. Kamu Lumayan Cantik untuk Ukuran...
"Kamu lumayan cantik ya untuk ukuran orang gemuk. Orang yang kulitnya
hitam. Orang Asia. Orang kurus." Perkataan seperti itu menunjukkan kalau standar kamu terhadap istilah 'cantik'
sangatlah dangkal. Cantik bukan hanya milik wanita bertubuh ramping, berkulit
putih atau berambut hitam-lurus. Tapi kecantikan bisa datang dalam berbagai
bentuk, warna kulit dan ukuran tubuh.
Sumber :
https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-4312523/biar-nggak-dipenjara-kenali-7-perilaku-tak-terduga-body-shaming-di-medsos
https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-4312143/stop-body-shaming-sesama-wanita-di-media-sosial-kamu-bisa-dipenjara
0 Response to "VIRAL, Stop Body Shaming Pada Orang Lain, Khususnya Pada Wanita Di Media Sosial, Karena Kamu Bisa Dipenjara"
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda, asal jangan nyepam disini loh yah!