Bayi berusia lima bulan selamat dari banjir Sentani, kab Jayapura Papua 16 Maret 2019
Bayi berusia lima bulan selamat dari banjir Sentani, kab Jayapura Papua 16 Maret 2019
Seorang bayi berusia lima bulan berhasil diselamatkan dari banjir bandang yang menerjang kawasan Jayapura oleh pihak aparat gabungan, Papua. Juru bicara Kodam Cendrawasih, Muhammad Aidi, mengatakan bayi tersebut diduga terperangkap di reruntuhan di bawah rumahnya selama kira-kira lima jam. "Saat ditemukan ia tertindih balok-balok atau kayu-kayu. Kami selamatkan dan kami langsung membawanya ke rumah sakit," kata Aidi kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, Minggu (17/03).
Banjir yang terjadi pada hari Sabtu lalu (16/03) setidaknya telah menyebabkan sedikitnya ada 73 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi. Muhammad Aidi mengatakan, bahwa saat bayi itu ditemukan, dan ayahnya datang dalam keadaan panik dan stres saat itu.
"Di
rumah sakit diberi perawatan dan bayi ini kondisinya membaik dan sudah
dijemput oleh pihak keluarga pada Minggu pagi," kata Aidi. Setidaknya
hampir sekitar 73 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang
menerjang kawasan Jayapura, Papua, tepatnya di daerah kemiri dna doyo pada hari Sabtu (16/03).
"Korban yang telah
meninggal, 66 orang di beritakan dan akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan
tujuh orang di Kotamadya Jayapura akibat tanah longsor," Aidi
menjelaskan. Ia menambahkan bahwa jumlah warga yang mengungsi
mencapai setidaknya 4.157 orang hingga Minggu malam waktu setempat yang
tersebar di tujuh titik pengungsian. Sekitar 60 orang masih dilaporkan hilang.
Terjang sembilan kelurahan
Banjir bandang ini menerjang kurang lebih sembilan kelurahan di Kabupaten Jayapura. Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengungkapkan lebih dari 1.000 warganya yang ada di Sentani dievakuasi ke kantor bupati dan rumah dinasnya. Banjir
bandang yang terjadi pada malam hari, membuat para warga tidak
mempersiapkan diri saat itu, sehingga yang diperlukan saat ini adalah kebutuhan
pokok mereka.
"Karena tengah malam musibah ini, jadi ada yang dalam
kondisi tidur, belum siap sama sekali, mereka hanya keluar membawa baju
yang di badan," ujar Mathius kepada BBC News Indonesia. Lebih jauh, Bapak Mathius menerangkan bahwa kebutuhan air
bersih juga terkendala karena sumber air berasal dari Gunung Cyclop tersebut, sehingga
dibutuhkan tangki air bersih untuk kebutuhan warga dan keperluan rumah
sakit yang menampung korban luka-luka.
Kepala Humas Polda Papua
Ahmad Musthofa Kamal mengatakan tiga lokasi yang terdampak parah akibat
terjangan banjir bandang ini adalah di sekitar bandara, perumahan
Bintang Timur dan sekitar lapangan udara. Sebagian besar wilayah
yang terdampak hingga kini masih tertutup lumpur material banjir. Diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap materi lumpur. "Air masih mengalir cukup deras tapi perlu diwaspadai. Kita masih melakukan pencarian," kata dia.
Proses evakuasi masih berlangsung
Dari Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan
bahwa dari 50 orang yang meninggal dunia, 38 jenasah dibawa ke RS Bhayangkara Polda
Papua, 7 jenasah di RS Marthin Indey, dan 5 jenasah di RS Yowari. Sebanyak
49 korban sudah berhasil diidentifikasi sedangkan satu jenasah masih
dalam proses identifikasi.Sementara 59 orang luka-luka yang dirujuk ke
PKM Sentani, RS Bhayangkara dan RS Yowari. Dinas Kesehatan Jayapura dan
Dinas Kesehatan Papua mengkoordinir penanganan tim medis bagi korban.
Namun, Sutopo menuturkan data korban ini masih akan bertambah karena pendataan masih dilakukan.
"Karena
proses evakuasi masih berlangsung dan belum semua daerah yang terdampak
di sembilan jelurahan bisa dijangkau tim SAR gabungan," ujar Sutopo,
Minggu (17/03). Material lumpur dan kayu akibat banjir membuat akses jalan tertutup, membuat evakuasi korban sulit dilakukan.
"Fokus
utama saat ini adalah proses evakuasi, penyelamatan korban mengingat
luasnya wilayah terdampak banjir bandang," tegas Sutopo. Adapun
kerusakan yang terjadi meliputi 9 rumah rusak terdampak banjir di BTN Doyo Baru, 1
mobil rusak atau hanyut, jembatan Doyo dan Kali Ular mengalami
kerusakan. Sementara itu, sekitar 150 rumah terendam di BTN
Bintang Timur Sentani, kerusakan 1 pesawat jenis Twin Otter di Lapangan
Terbang Adventis Doyo Sentani dan bisa jumlah ini bisa saja terus bertambah. Seperti diberitakan, akibat dari intensitas hujan
yang menguyur Kabupaten Jayapura dan sekitarnya mulai dari sore hari,
Sabtu (16/03) hingga pukul 23:30 Wit mengakibatkan Banjir merendam
perumahan warga di Kelurahan Hinekombe, Dobonsolo dan Sentani Kota,
Kampung Yahim dan Kehiran.
Baca juga :
Peringatan banjir bandang
Lanjut tutur, Sutopo mengatakan sejak september 2018 lalu, Dewan Ketahanan
Nasional (Wantanas) bersama BNPB telah memperingatkan tentang adanya
banjir bandang. Wilayah Sentani itu rawan banjir akibat dari kerusakan lingkungan dan pertambangan liar di lokasi tersebut. Apalagi pada tahun 2007 lalu, di Sentani juga pernah diterjang banjir bandang yang mengakibatkan dua jembatan akses penghubung kabupaten dan provinsi putus karena terbawa arus.
Kejadian banjir bandang yang menerjang pada Sabtu
silam, menurut Sutopo, menunjukkan hujan deras yang terjadi pada sore
hari membendung air di sungai ada. Namun air yang kemudian meluap dan
menerjang wilayah di sekitarny.
"Ini merupakan karakter banjir besar yang
terjadi di Indonesia kita bisa melihat bagaimana kayu gelondongan yang
begitu besar dengan jumlah yang sangat banyak dan batu besar menerjang desa-desa," Untuk
mengantisipasi banjir bandang, Wantanas dan BNPB sudah melakukan
penanaman 20.000 bibit pohon untuk memperbaiki lingkungan, terutama
hutan yang ada.
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47600616
0 Response to "Bayi berusia lima bulan selamat dari banjir Sentani, kab Jayapura Papua 16 Maret 2019"
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda, asal jangan nyepam disini loh yah!