Potret Kisah Pilu Perawat yang Wafat di Daerah Terpencil Di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama Papua Barat
Potret Kisah Pilu Perawat yang Wafat di Daerah Terpencil Di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama Papua Barat
Patra Marinna Jauhari merupakan salah satu petugas kesehatan
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdikan dirinya di pedalaman
Papua Barat kurang lebih selama 10 tahun. Dirinya rela meninggalkan keluarganya
yang ada di Palopo, Sulawesi Selatan, demi membantu warga Kampung Oya, Distrik
Naikere, Teluk Wondama Papua Barat.
Kampung Oya diketahui sebagai daerah yang terpencil dan
merupakan perbatasan Kabupaten Kaimana. dan Bahkan, untuk bisa ke sana, orang
harus menghabiskan waktu tiga hari dan tiga malam dengan berjalan kaki.
Alternatif lainnya untuk menuju ke kampong tersebut dengan cepat, adalah dengan
menggunakan helikopter, tetapi tentu biayanya tidak sedikit yang anda keluarkan.
Baca juga :
Baca juga :
Patra meninggal dunia pada Selasa (18/6), tetapi jenazahnya
baru ditemukan atau diketahui oleh rekannya pada Jumat (21/6). Akibatnya, saat
ditemukan, jenazahnya sudah mengeluarkan bau sangat tak sedap.
Oleh sebab itu Jenazahnya lalu diberangkatkan ke Wasior, Ibu
Kota Kabupaten Teluk Wondama, dengan menggunakan helikopter pada Sabtu (22/6).
Saat tiba di Wasior, kondisi jenazah almarhum Patra Marinna Jauhari tampak
hanya dibungkus dengan menggunakan kain dan dibalut plastik.
Salah satu petugas kesehatan yang dari Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Wasior menuturkan, almarhum Patra sempat dibawa ke RSUD Wasior.
Namun, pihak keluarga membawa jenazah Patra pulang dari rumah sakit. "Tadi
almarhum sempat dibawa oleh pihak keluarga ke RSUD Wasior, namun sudah dibawa
kembali balik oleh keluarga," ujarnya singkat, ketika dikonfirmasi pada
pukul 01.52 WIT, Minggu (23/6) lalu.
Dina, merupakan salah satu kerabat terdekatnya,
mengungkapkan bahwa jenazah Patra tidak memungkinkan untuk dipulangkan ke
kampung halamannya yang ada di daerah Palopo di karenakan "Kondisi almarhum
(Patra Marinna Jauhari) sudah tidak bisa lagi untuk dipulangkan, kemunginan
dimakamkan di Wasior," ujarnya, Minggu (23/6).
Berdasarkan informasi yang diperoleh hingga berita ini
dinaikkan, utusan atau rekan mantri (perawat) yang menginformasikan terkait
meninggalnya Patra belum tiba di Kota Wasior, karena harus berjalan kaki dari
Kampung Oya ke Kota Wasior yang membutuhkan waktu 3 hari 3 malam agar tiba di
kota yang di tuju.
Sumber : SuaraPewarta.com Dan kumparan.com
0 Response to "Potret Kisah Pilu Perawat yang Wafat di Daerah Terpencil Di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama Papua Barat"
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda, asal jangan nyepam disini loh yah!