Saksikan Pertama Dalam Festival Di Papua Pemecahan Rekor MURI Ke 2 (Noken Raksasa) di Festival Lembah Baliem 2019
Saksikan Pertama Dalam Festival Di Papua Pemecahan Rekor MURI Ke 2 (Noken Raksasa) di Festival Lembah Baliem 2019
Eksotisme yang dimiliki Tanah Papua ini
selalu menarik untuk dieksplorasi. Keindahan alamnya sangat luar biasa dan
bahkan keragaman budaya dan suku yang di miliki sangatlah menarik para turis
asing untuk berkunjung ke tempat ini. Karena keunikan budayanya yang selalu
mampu membuat wisatawan dating kembali ke bumi cendrawasih.
Di langsir
dari Liputan6.com, Jakarta Eksotisme Tanah Papua selalu menarik untuk dieksplorasi.
Keindahan alamnya sangat luar biasa. Keunikan budayanya selalu mampu membuat
wisatawan dating kembali ke papua. Seperti halnya Festival Lembah Baliem (FLB).
Tahun ini festival lembah baliem tersebut akan kembali pada tanggal 7-10
Agustus 2019.
"Festival Lembah Baliem ini
menjadi sebuah festival yang wajib dikunjungi bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara. Eksistensinya sudah tidak diragukan lagi. Festival ini telah
dilaksanakan kurang lebih selama 30 tahun lamanya, bahkan menjadi festival
tertua di Tanah Papua," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kamis Lalu (27/6).
Memang tak dapat dipungkiri lagi
akan hadirnya dari sebuah Festival Lembah Baliem ini yang mana sekarang menjadi
sajian yang selalu dinanti para turis pada setiap tahunnya. Tahun lalu, festival
dikunjungi tidak kurang dari 3.000 wisatawan, 1.000 di antaranya merupakan wisatawan
mancanegara atau para turis yang ingin menyaksikan ragam budaya pada Festival
ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Bapak Alpius Wetipo mengatakan, perhelatan Festival
Lembah Baliem pada tahun ini akan special dan beda dengan tahun tahun yang lalu.
Rangkaiannya ada karnaval budaya nusantara yang akan diparadekan oleh para
siswa-siswi dari mulai TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi yang ada di
daerah Lembah baliem serta paguyuban kesenian budaya. Dan Selain itu akan ada
kegiatan paralayang, ini di karenakan Kabupaten Jayawijaya terletak di dataran
tinggi dan ini juga tak luput dengan adanya pasar festival night market, hingga
pertunjukan parade tarian kolosal yang dibawakan oleh 500 penari asli. Tarian
ini berkisah tentang peradaban Suku Dani sebagai Warisan Dunia.
Pertama di papua dalam Festival
dengan cara pemecahan rekor pembuatan Noken Raksasa (tas khas masyrakat Papua)
setinggi 30 meter yang akan masuk di rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Dimana pemecahan rekor MURI ini merupakan pemecahan rekor MURI kedua setelah
tahun kemarin pada 2018 ada pemecahan Rekor MURI yakni tombak perang terbanyak
dan terbesar di indonesia.
"Selain itu juga, pengunjung
bisa menikmati paralayang dengan ketinggian tertinggi di Lembah baliem tersebut,
2.400 mdpl selama satu jam. Lalu melihat tradisi memasak menggunakan uap atau
biasa di sebut dengan bakar batu dan tentunya ciri khas lainnya, seperti
kuliner khas Papua yang memiliki rasa yang enak," ucapnya.
Bupati Jayawijaya, John Richard
Banua pun menggaransi jika perhelatan tahun ini akan berkelas. Akan ada 40
distrik yang mengikuti Festival ini dengan seribu lebih partisipan pada
festival. Lokasi perhelatannya pun di set lebih dekat. Sehingga wisatawan tak
perlu tepot menuju lokasi acara.
Lantas soal penginapan? Tak perlu
khawatir lagi akomodasi yang disediakan pun cukup komplit ya gaysss. Mulai dari
penginapan hotel maupun kampung wisata. "Kita harapkan kunjungan kembali
meningkat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya yang juga selalu mengalami
peningkatan sehingga mengherakkan roda perekonomian," ucap bupati.
Bupati juga menjamin aksesibiltas
wisatawan tidak akan sulit. Penambahan penerbangan akan dilakukan jika memang
diperlukan. "Kami bahkan menyediakan kendaraan gratis pulang pergi bagi
para wisatawan yang ingin menikmati danau Habema yang berada di ketinggian
lembah baliem atau 5400 kaki dari lautan. Jika kalau biasanya wisatawan harus
merogoh kocek hingga Rp 3,500 juta untuk menuju ke destinasi tersebut,"
paparnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan
Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ricky Fauziyani pun
mengajak wisatawan untuk menyaksikan FLB 2019. Festival ini menjadi garansi
besar kekuatan akan adanya budaya Tanah Mutiara Hitam yang melimpah ruah dan untuk
di lestarikan bahkan di perkenalkan di dunia.
"Kalau ke Papua belum injak
Wamena itu jangan sombong. Berarti Anda masih main di pinggir-pinggirnya. Rugi
kalau tidak datang melihat masyarakat asli sana, seperti Suku Dani yang
terkenal," kata Ricky.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata
Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuti ikut angkat suara
dalam pertunjukan Festival Lembah Baliem ini. Selama kurang lebih 30 tahun perjalanannya
pagelaran budaya ini, kini berkembang menjadi ikon pariwisata yang ada di tanah
Papua bahkan di mata dunia. Perhelatannya selalu kolosal dan megah.
Kehadirannya memberikan gambaran utuh kebesaran budaya Papua.
"Atraksi kolosal
perang-perangan, dan tari-tarian tradisional (ethai) dan seni merias tubuh
dengan ragam assesoris karya suku Hubula yang membuat Festival ini menjadi
keren dan kreatif dengan budaya dan seni yang di miliki, pertunjukan alat musik
tradisional asli papua yang di sebut dengan pikon dan witawo, atraksi memasak
tradisional (bakar batu), permainan anak (puradan dan sikoko), lempar sege dan
karapan babi adalah gelaran seni budaya yang selalu ditampilkan dan dilombakan pada
setiap tahun saat Festival berlangsung." pungkas Esthy (dikutip pada lipitan6).
Sumber : https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4008484/yuk-saksikan-ragam-budaya-papuadi-festival-lembah-baliem-2019?related = dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F
0 Response to "Saksikan Pertama Dalam Festival Di Papua Pemecahan Rekor MURI Ke 2 (Noken Raksasa) di Festival Lembah Baliem 2019"
Post a Comment
Silahkan sampaikan komentar anda, asal jangan nyepam disini loh yah!